Pengalaman Hidup Masa Kecil
Ketika saya membawa kisah hidup Yesus di dalam Alkitab untuk pertama kalinya, saya terkejut mengetahui ada beberapa peristiwa dalam kehidupan Yesus yang memiliki persamaan dengan kehidupan Muhammad. Di bab ini, kita akan berjalan bersama melalui masa kecil dari kedua orang ini dan menemukan beberapa peramaan yang mengejutkan. Mari kita mulai dengan kenyataan bahwa mereka berdua dilahirkan sebagai anak laki-laki pertama.
KELAHIRAN
Muhammad lahir di Mekah, Arab, pada tanggal 2 Agustus tahun 570 (hari kedua belas, bulan Rabiya, pada kalendar bulan). Ayah Muhammad meninggal sebelum ia lahir, dan Muhammad adalah anak pertama dan anak satu-satunya yang lahir bagi ibunya. Sejarah Islam mencatat beberapa rincian lainnya, tetapi ada sebuah kisah tentang malam ketika ia dilahirkan. Kisah ini diceritakan oleh salah satu pengikut awal Muhammad yang mengatakan,
“Ibuku menceritakan bahwa ia melihat Aminah Binti Wahab, ibu dari Rasul Allah, melahirkan pada malam Muhammad lahir, dan ia (ibu Muhammad) berkata, “Tidak ada yang aku lihat pada malam itu selain daripada terang. Aku melihat bintang-bintang mendekati aku, hingga aku berkata mereka akan jatuh menimpaku.”[1]
Dengan kata lain, ketika Muhammad lahir, ibunya menyatakan bahwa pada malam itu begitu terang hingga sepertinya bintang-bintang turun ke bumi.
Sekarang mari kita lihat tentang kisah kelahiran Yesus. Hampir enam ratus tahun sebelumnya, seorang perawan Yahudi bernama Maria berkata bahwa malaikat Gabriel datang kepadanya dengan membawa kabar bahwa ia akan melahirkan seorang anak yang akan dinamakan “Anak Tuhan” (Lukas 1:35). Seperti yang telah dikatakan oleh malaikat itu, Maria kemudian hamil, meskipun ia adalah seorang perawan. Kehamilannya menjadi sebuah skandal karena ia telah bertunangan tetapi belum menikah. Tunangannya yang bernama Yusuf berpikir untuk mengakhiri hubungan itu diam-diam, tetapi seorang malaikat berkata kepadanya dalam sebuah mimpi bahwa Maria hamil oleh karena Roh Kudus. Ketika hamil, Maria sempat mengunjungi sepupunya, Elizabeth dan menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi. Alkitab mencatat puji-pujiannya:
“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Tuhan, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.”
-- Lukas 1:46-49 --
Elizabeth pada saat itu juga sedang hamil seorang anak laki-laki – Yohanes Pembaptis – yang akan memainkan peranan penting dalam kehidupan Anak Maria. Maria tinggal di rumah Elizabeth selama kurang lebih tiga bulan dan kemudian kembali ke kampung halamannya dan kepada Yusuf.
Pada akhir kehamilannya, Maria dan Yusuf diminta untuk berjalan dari kampung halaman mereka di Nazaret ke kota Betlehem untuk mendaftarkan diri dalam sensus penduduk yang dilakukan oleh bangsa Romawi. Di Betlehem inilah, Maria kemudian melahirkan Yesus, anak pertamanya. Alkitab menceritakan secara rinci mengenai proses kelahiran Yesus pada saat itu.
NUBUATAN TENTANG BAYI YESUS
Di dalam kisah kehidupan Yesus dan Muhammad, keduanya dinubuatkan ketika mereka masih kanak-kanak. Nubuat tentang Yesus terjadi ketika ia masih bayi. Kitab Lukas menceritakan bahwa, “Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan... dan untuk mempersembahkan korban...” (Lukas 2:22-24)
Seorang nabi bernama Simeon melihat bayi Yesus di dalam Bait Tuhan. Ia menaruh bayi itu di tangannya dan berkata, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Lukas 2:29-32)
Seorang perempuan bernama Hana datang menemui mereka pada saat yang bersamaan dan mengucap syukur kepada Tuhan dan “berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.” (Lukas 2:38)
Selanjutnya, kita akan melihat persamaan nubuat yang diberikan kepada Muhammad ketika ia masih seorang remaja.
KISAH TENTANG PEMBERSIHAN DI DALAM DIRI MUHAMMAD
Meski tidak ada cerita tentang Muhammad ketika ia masih bayi, namun ada sebuah kisah yang sangat terkenal ketika ia masih kanak-kanak. Jika Anda adalah seorang Muslim yang tinggal di Timur Tengah, Anda akan mendengar tentang kisah ini berulang-ulang kali. Saya perkirakan, kisah ini disebutkan dalam hampir 25% dari semua ceramah!
“Malaikat Gabriel datang kepada Rasul Allah ketika ia sedang bermain dengan teman-temannya. Ia memegangnya lalu membaringkannya di tanah, kemudian membuka dadanya dan mengambil keluar hatinya lalu mengeluarkan gumpalan darah dari dalamnya dan berkata, “Ini adalah tiga bagian dari setan.” Kemudian ia membasuhnya dengan air Zamzam yang ada di dalam sebuah tempat berwana emas dan kemudian menyatukannya kembali dan memperbaikinya ke tempatnya semula. Anak-anak lainnya kemudian berlari ke ibunya (pengasuhnya) dan berkata, “Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh.” Mereka kemudian berlari ke arahnya (dan menemukan ia dalam keadaan baik-baik saja). Raut wajahnya berubah, kata Anas.”[2]
Cerita ini disampaikan untuk memberikan tempat khusus bagi Muhammad di dalam keyakinan agama Islam.
MASA KECIL MUHAMMAD DI SEKITAR KA’ABAH
Karena suaminya meninggal, ibu Muhammad kemudian membawa bayinya pergi dan tinggal bersama keluarganya. Mereka tinggal bersama untuk kurang lebih selama enam tahun, sampai ia kemudian terkena demam dan meninggal. Muhammad lalu tinggal bersama kakeknya dari pihak ayahnya. Keluarga ayahnya berasal dari suku Qurais, salah satu suku yang paling berpengaruh di Mekah. Suku ini bertugas untuk menjaga tempat berdoa utama bagi seluruh orang Arab, yaitu sebuah kuil yang dipenuhi dengan berhala yang dikenal sebagai Ka’abah. Kakek dari Muhammad adalah salah seorang yang membantu memelihara Ka’abah. Ia melakukan tugas perbaikan dan kebersihan.
Kuil ini dibuat dari dinding tembok yang besar, dengan struktur seperti balok di bagian tengahnya. (Kata Ka’abah berarti “kubus”). Monumen balok ini dibentuk seperti segitiga dan ditutupi dengan kain-kain tenunan pada saat itu. Sebelum agama Islam lahir, orang-orang percaya bahwa Abrahamlah yang membangun balok tersebut. Monumen ini dikenal juga dengan sebutan Batu Hitam, menunjuk pada batu kecil yang dipercaya sebagai batu yang jatuh dari sorga, dan disimpan di dalam monumen tersebut. Setiap tahun, Kakek dari Muhammad akan memindahkan tutupnya, mencuci susunan batu itu dan menempatkan tutup yang baru ke atasnya.
Semua suku pada saat itu percaya kepada Tuhan yang Maha Kuasa, tetapi mereka tidak tahu pasti siapa Tuhan yang Maha Kuasa itu. Mereka kemudian mencari perantara untuk menghubungkan mereka dengan Tuhan yang Maha Kuasa tersebut. Oleh karena itu mereka membentuk bermacam-macam patung berhala. Mengenai patung-patung berhala itu Al Quran mengatakan:
“Tetapi, mereka yang mengambil pelindung selain daripada Allah (berkata), “Kami melayani mereka hanya untuk membawa kami lebih mendekat kepada Allah.”
-- Surat 39:3, Terjemahan Ali --
Meskipun setiap suku memiliki patung berhala yang berbeda satu sama lain, namun mereka semua berjalan mengelilingi Batu Hitam sebagai bagian dari ritual sembahyang mereka. Meski demikian, mereka tidak mempercayai Batu Hitam itu sebagai lambang dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Setiap tahun, semua suku juga memiliki tradisi untuk berziarah. Jadi selalu ada suku yang datang mengunjungi Ka’abah, meski berasal dari suku yang berbeda-beda. Ketika suku-suku itu datang, mereka memberikan berbagai macam persembahan seperti uang, makanan atau hewan-hewan yang disimpan oleh petugas kebersihan dan suku Qurais.
Ketika masih kanak-kanak, Muhammad sering mengunjungi Ka’abah bersama kakek dan anggota keluarganya yang lain. Membersihkan kuil ini telah menjadi bagian dari keluarga mereka selama turun temurun. Ketika Muhammad masih sangat muda, kakeknya meninggal dan tugas membersihkan kuil diserahkan kepada salah satu anak laki-lakinya, Abu Talib. Abu Talib kemudian merasa terpanggil untuk memelihara Muhammad, dan Muhammad pun akhirnya tinggal bersama paman dan saudara-saudara sepupunya.
Muhammad menghabiskan waktu cukup banyak di sekitar Ka’abah dan ia terus melihat orang-orang datang sujud menyembah kepada berhala dan para pedagang mulai membuat dan memperdagangkan patung-patung tersebut. Pengalaman pada masa mudanya itu memberikan dampak yang sangat besar bagi Muhammad.
Pada waktu itu, Muhammad bersumpah bahwa kelak apabila ia menjadi besar, ia tidak akan pernah sujud menyembah kepada salah satu dari patung-patung itu di seluruh Mekah dan Arab.[3] Jadi kita lihat bagaimana pengaruh agama-agama pada masa Muhammad terhadap kehidupan Muhammad. Sekarang mari kita perhatikan bagaimana agama dari orang-orang pada masa Yesus mempengaruhi kehidupannya.
KUNJUNGAN YESUS KE BAIT TUHAN PADA MASA KECILNYA
Yusuf dan Maria tidak dapat kembali ke kampung halaman mereka di Nazaret setelah mereka mendaftarkan diri untuk sensus peduduk. Hal ini karena beberapa orang bijak dari Timur melihat sebuah bintang bersinar dan mengartikan hal itu sebagai tanda bahwa Raja orang Yahudi yang mereka nanti-nantikan telah lahir. Mereka pergi kepda Raja Herodes di Yerusalem dan menanyakan kepadanya di mana mereka dapat menemui raja itu. Raja Herodes, yang bukan orang Yahudi dan telah ditunjuk menjadi Gubernur oleh pemerintah Roma, tidak menyukai adanya gagasan tentang lahirnya seorang Raja yang lain. Ia lalu memanggil beberapa orang ahli Taurat dan menanyakan tentang nubuatan Kitab Suci. Mereka memberitahukannya bahwa Raja itu akan lahir di Betlehem (Matius 2:5). Raja Herodes lalu memberitahukan orang-orang bijak itu untuk mencari di mana bayi itu, dan melaporkan kepada dirinya. Orang-orang bijak itu kemudian menemui Yesus, tetapi mereka tidak memberitahukan kepada Herodes tentang hal itu.
Ketika Herodes sadar bahwa ia telah diperdaya oleh orang-orang bijak itu, ia menjadi sangat marah dan memerintahkan agar semua anak laki-laki yang berusia di bawah dua tahun, di Betlehem dan sekitarnya harus dibunuh. Yesus hendak dibunuh pada saat itu, tetapi malaikat Tuhan memberitahukan Yusuf untuk membawa keluarganya ke Mesir. Setelah Herodes meninggal, barulah Yusuf, Maria dan Yesus kembali ke Nazaret.
Setiap tahun Yusuf, Maria dan anak-anak mereka berjalan menuju Yerusalem untuk merayakan Paskah. Alkitab mengatakan Yesus mempunyai beberapa orang adik laki-laki.) Di sana mereka akan mengunjungi bait Tuhan, yang dibangun oleh Herodes untuk merebut hati orang-orang Yahudi. Bait ini dibangun secara mengagumkan, terbuat dari batu bata berwarna putih yang dikelilingi tembok besar dengan pilar-pilar di setiap sisinya.
Setiap tahun, Yesus kembali ke Nazaret dengan kelompoknya. Tetapi, ketika ia berusia dua belas tahun. Ia duduk mendengarkan pengajaran para ahli-ahli Taurat. Keluarga dan teman-temannya pergi setelah mendengarkan sekian lama, tetapi Yesus tidak mau pergi. Ia tetap menunggu dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengejutkan mereka.
Setelah berjalan seharian, ibu dan ayahnya menyadari bahwa Yesus hilang. Mereka sangat gelisah dab keesokkan paginya mereka kembali ke Yerusalem. Selama dua hari mereka mencari di seluruh kota, bertanya kepada setiap orang kalau-kalau mereka melihat putera mereka. Ketika mereka menemukannya di bait Tuhan, ibunya bertanya, “Mengapa engkau melakukan ini?” Yesus menjawab, “Tidakkah engkau tahu bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?” (Lukas 2:48-49)
Jadi Yesus menarik dirinya mendekat ke bait Tuhan, sementara Muhammad kecewa terhadap Ka’abah. Sekarang mari kita lihat apa yang dikatakan oleh seorang pendeta Kristen kepada Muhammad.
NUBUAT SEORANG PENDETA ATAS MUHAMMAD
Paman Muhammad, Abu Talib, kadang-kadang pergi dengan salah seorang pedagang kereta karavan dari Mekah. Ketika Muhammad berusia dua belas tahun, ia ditemani pamannya melakukan perjalanan ke Siria. Ketika kereta mereka tiba di Siria, mereka dilewati oleh sekelompok kecil pendeta yang disebut Bahira. Bahira adalah bagian dari sekte Nestoria yang menyatakan dirinya Kristen tetapi menolak mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Anak Tuhan. Sebagian besar penduduk Arab yang menyatakan dirinya sebagai Kristen, sebenarnya adalah kelompok Nestoria atau Ebionit, yang menolak bahwa Yesus adalah Anak Tuhan.
Ketika saya membawa kisah hidup Yesus di dalam Alkitab untuk pertama kalinya, saya terkejut mengetahui ada beberapa peristiwa dalam kehidupan Yesus yang memiliki persamaan dengan kehidupan Muhammad. Di bab ini, kita akan berjalan bersama melalui masa kecil dari kedua orang ini dan menemukan beberapa peramaan yang mengejutkan. Mari kita mulai dengan kenyataan bahwa mereka berdua dilahirkan sebagai anak laki-laki pertama.
KELAHIRAN
Muhammad lahir di Mekah, Arab, pada tanggal 2 Agustus tahun 570 (hari kedua belas, bulan Rabiya, pada kalendar bulan). Ayah Muhammad meninggal sebelum ia lahir, dan Muhammad adalah anak pertama dan anak satu-satunya yang lahir bagi ibunya. Sejarah Islam mencatat beberapa rincian lainnya, tetapi ada sebuah kisah tentang malam ketika ia dilahirkan. Kisah ini diceritakan oleh salah satu pengikut awal Muhammad yang mengatakan,
“Ibuku menceritakan bahwa ia melihat Aminah Binti Wahab, ibu dari Rasul Allah, melahirkan pada malam Muhammad lahir, dan ia (ibu Muhammad) berkata, “Tidak ada yang aku lihat pada malam itu selain daripada terang. Aku melihat bintang-bintang mendekati aku, hingga aku berkata mereka akan jatuh menimpaku.”[1]
Dengan kata lain, ketika Muhammad lahir, ibunya menyatakan bahwa pada malam itu begitu terang hingga sepertinya bintang-bintang turun ke bumi.
Sekarang mari kita lihat tentang kisah kelahiran Yesus. Hampir enam ratus tahun sebelumnya, seorang perawan Yahudi bernama Maria berkata bahwa malaikat Gabriel datang kepadanya dengan membawa kabar bahwa ia akan melahirkan seorang anak yang akan dinamakan “Anak Tuhan” (Lukas 1:35). Seperti yang telah dikatakan oleh malaikat itu, Maria kemudian hamil, meskipun ia adalah seorang perawan. Kehamilannya menjadi sebuah skandal karena ia telah bertunangan tetapi belum menikah. Tunangannya yang bernama Yusuf berpikir untuk mengakhiri hubungan itu diam-diam, tetapi seorang malaikat berkata kepadanya dalam sebuah mimpi bahwa Maria hamil oleh karena Roh Kudus. Ketika hamil, Maria sempat mengunjungi sepupunya, Elizabeth dan menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi. Alkitab mencatat puji-pujiannya:
“Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Tuhan, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.”
-- Lukas 1:46-49 --
Elizabeth pada saat itu juga sedang hamil seorang anak laki-laki – Yohanes Pembaptis – yang akan memainkan peranan penting dalam kehidupan Anak Maria. Maria tinggal di rumah Elizabeth selama kurang lebih tiga bulan dan kemudian kembali ke kampung halamannya dan kepada Yusuf.
Pada akhir kehamilannya, Maria dan Yusuf diminta untuk berjalan dari kampung halaman mereka di Nazaret ke kota Betlehem untuk mendaftarkan diri dalam sensus penduduk yang dilakukan oleh bangsa Romawi. Di Betlehem inilah, Maria kemudian melahirkan Yesus, anak pertamanya. Alkitab menceritakan secara rinci mengenai proses kelahiran Yesus pada saat itu.
NUBUATAN TENTANG BAYI YESUS
Di dalam kisah kehidupan Yesus dan Muhammad, keduanya dinubuatkan ketika mereka masih kanak-kanak. Nubuat tentang Yesus terjadi ketika ia masih bayi. Kitab Lukas menceritakan bahwa, “Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan... dan untuk mempersembahkan korban...” (Lukas 2:22-24)
Seorang nabi bernama Simeon melihat bayi Yesus di dalam Bait Tuhan. Ia menaruh bayi itu di tangannya dan berkata, “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Lukas 2:29-32)
Seorang perempuan bernama Hana datang menemui mereka pada saat yang bersamaan dan mengucap syukur kepada Tuhan dan “berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.” (Lukas 2:38)
Selanjutnya, kita akan melihat persamaan nubuat yang diberikan kepada Muhammad ketika ia masih seorang remaja.
KISAH TENTANG PEMBERSIHAN DI DALAM DIRI MUHAMMAD
Meski tidak ada cerita tentang Muhammad ketika ia masih bayi, namun ada sebuah kisah yang sangat terkenal ketika ia masih kanak-kanak. Jika Anda adalah seorang Muslim yang tinggal di Timur Tengah, Anda akan mendengar tentang kisah ini berulang-ulang kali. Saya perkirakan, kisah ini disebutkan dalam hampir 25% dari semua ceramah!
“Malaikat Gabriel datang kepada Rasul Allah ketika ia sedang bermain dengan teman-temannya. Ia memegangnya lalu membaringkannya di tanah, kemudian membuka dadanya dan mengambil keluar hatinya lalu mengeluarkan gumpalan darah dari dalamnya dan berkata, “Ini adalah tiga bagian dari setan.” Kemudian ia membasuhnya dengan air Zamzam yang ada di dalam sebuah tempat berwana emas dan kemudian menyatukannya kembali dan memperbaikinya ke tempatnya semula. Anak-anak lainnya kemudian berlari ke ibunya (pengasuhnya) dan berkata, “Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh.” Mereka kemudian berlari ke arahnya (dan menemukan ia dalam keadaan baik-baik saja). Raut wajahnya berubah, kata Anas.”[2]
Cerita ini disampaikan untuk memberikan tempat khusus bagi Muhammad di dalam keyakinan agama Islam.
MASA KECIL MUHAMMAD DI SEKITAR KA’ABAH
Karena suaminya meninggal, ibu Muhammad kemudian membawa bayinya pergi dan tinggal bersama keluarganya. Mereka tinggal bersama untuk kurang lebih selama enam tahun, sampai ia kemudian terkena demam dan meninggal. Muhammad lalu tinggal bersama kakeknya dari pihak ayahnya. Keluarga ayahnya berasal dari suku Qurais, salah satu suku yang paling berpengaruh di Mekah. Suku ini bertugas untuk menjaga tempat berdoa utama bagi seluruh orang Arab, yaitu sebuah kuil yang dipenuhi dengan berhala yang dikenal sebagai Ka’abah. Kakek dari Muhammad adalah salah seorang yang membantu memelihara Ka’abah. Ia melakukan tugas perbaikan dan kebersihan.
Kuil ini dibuat dari dinding tembok yang besar, dengan struktur seperti balok di bagian tengahnya. (Kata Ka’abah berarti “kubus”). Monumen balok ini dibentuk seperti segitiga dan ditutupi dengan kain-kain tenunan pada saat itu. Sebelum agama Islam lahir, orang-orang percaya bahwa Abrahamlah yang membangun balok tersebut. Monumen ini dikenal juga dengan sebutan Batu Hitam, menunjuk pada batu kecil yang dipercaya sebagai batu yang jatuh dari sorga, dan disimpan di dalam monumen tersebut. Setiap tahun, Kakek dari Muhammad akan memindahkan tutupnya, mencuci susunan batu itu dan menempatkan tutup yang baru ke atasnya.
Semua suku pada saat itu percaya kepada Tuhan yang Maha Kuasa, tetapi mereka tidak tahu pasti siapa Tuhan yang Maha Kuasa itu. Mereka kemudian mencari perantara untuk menghubungkan mereka dengan Tuhan yang Maha Kuasa tersebut. Oleh karena itu mereka membentuk bermacam-macam patung berhala. Mengenai patung-patung berhala itu Al Quran mengatakan:
“Tetapi, mereka yang mengambil pelindung selain daripada Allah (berkata), “Kami melayani mereka hanya untuk membawa kami lebih mendekat kepada Allah.”
-- Surat 39:3, Terjemahan Ali --
Meskipun setiap suku memiliki patung berhala yang berbeda satu sama lain, namun mereka semua berjalan mengelilingi Batu Hitam sebagai bagian dari ritual sembahyang mereka. Meski demikian, mereka tidak mempercayai Batu Hitam itu sebagai lambang dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Setiap tahun, semua suku juga memiliki tradisi untuk berziarah. Jadi selalu ada suku yang datang mengunjungi Ka’abah, meski berasal dari suku yang berbeda-beda. Ketika suku-suku itu datang, mereka memberikan berbagai macam persembahan seperti uang, makanan atau hewan-hewan yang disimpan oleh petugas kebersihan dan suku Qurais.
Ketika masih kanak-kanak, Muhammad sering mengunjungi Ka’abah bersama kakek dan anggota keluarganya yang lain. Membersihkan kuil ini telah menjadi bagian dari keluarga mereka selama turun temurun. Ketika Muhammad masih sangat muda, kakeknya meninggal dan tugas membersihkan kuil diserahkan kepada salah satu anak laki-lakinya, Abu Talib. Abu Talib kemudian merasa terpanggil untuk memelihara Muhammad, dan Muhammad pun akhirnya tinggal bersama paman dan saudara-saudara sepupunya.
Muhammad menghabiskan waktu cukup banyak di sekitar Ka’abah dan ia terus melihat orang-orang datang sujud menyembah kepada berhala dan para pedagang mulai membuat dan memperdagangkan patung-patung tersebut. Pengalaman pada masa mudanya itu memberikan dampak yang sangat besar bagi Muhammad.
Pada waktu itu, Muhammad bersumpah bahwa kelak apabila ia menjadi besar, ia tidak akan pernah sujud menyembah kepada salah satu dari patung-patung itu di seluruh Mekah dan Arab.[3] Jadi kita lihat bagaimana pengaruh agama-agama pada masa Muhammad terhadap kehidupan Muhammad. Sekarang mari kita perhatikan bagaimana agama dari orang-orang pada masa Yesus mempengaruhi kehidupannya.
KUNJUNGAN YESUS KE BAIT TUHAN PADA MASA KECILNYA
Yusuf dan Maria tidak dapat kembali ke kampung halaman mereka di Nazaret setelah mereka mendaftarkan diri untuk sensus peduduk. Hal ini karena beberapa orang bijak dari Timur melihat sebuah bintang bersinar dan mengartikan hal itu sebagai tanda bahwa Raja orang Yahudi yang mereka nanti-nantikan telah lahir. Mereka pergi kepda Raja Herodes di Yerusalem dan menanyakan kepadanya di mana mereka dapat menemui raja itu. Raja Herodes, yang bukan orang Yahudi dan telah ditunjuk menjadi Gubernur oleh pemerintah Roma, tidak menyukai adanya gagasan tentang lahirnya seorang Raja yang lain. Ia lalu memanggil beberapa orang ahli Taurat dan menanyakan tentang nubuatan Kitab Suci. Mereka memberitahukannya bahwa Raja itu akan lahir di Betlehem (Matius 2:5). Raja Herodes lalu memberitahukan orang-orang bijak itu untuk mencari di mana bayi itu, dan melaporkan kepada dirinya. Orang-orang bijak itu kemudian menemui Yesus, tetapi mereka tidak memberitahukan kepada Herodes tentang hal itu.
Ketika Herodes sadar bahwa ia telah diperdaya oleh orang-orang bijak itu, ia menjadi sangat marah dan memerintahkan agar semua anak laki-laki yang berusia di bawah dua tahun, di Betlehem dan sekitarnya harus dibunuh. Yesus hendak dibunuh pada saat itu, tetapi malaikat Tuhan memberitahukan Yusuf untuk membawa keluarganya ke Mesir. Setelah Herodes meninggal, barulah Yusuf, Maria dan Yesus kembali ke Nazaret.
Setiap tahun Yusuf, Maria dan anak-anak mereka berjalan menuju Yerusalem untuk merayakan Paskah. Alkitab mengatakan Yesus mempunyai beberapa orang adik laki-laki.) Di sana mereka akan mengunjungi bait Tuhan, yang dibangun oleh Herodes untuk merebut hati orang-orang Yahudi. Bait ini dibangun secara mengagumkan, terbuat dari batu bata berwarna putih yang dikelilingi tembok besar dengan pilar-pilar di setiap sisinya.
Setiap tahun, Yesus kembali ke Nazaret dengan kelompoknya. Tetapi, ketika ia berusia dua belas tahun. Ia duduk mendengarkan pengajaran para ahli-ahli Taurat. Keluarga dan teman-temannya pergi setelah mendengarkan sekian lama, tetapi Yesus tidak mau pergi. Ia tetap menunggu dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengejutkan mereka.
Setelah berjalan seharian, ibu dan ayahnya menyadari bahwa Yesus hilang. Mereka sangat gelisah dab keesokkan paginya mereka kembali ke Yerusalem. Selama dua hari mereka mencari di seluruh kota, bertanya kepada setiap orang kalau-kalau mereka melihat putera mereka. Ketika mereka menemukannya di bait Tuhan, ibunya bertanya, “Mengapa engkau melakukan ini?” Yesus menjawab, “Tidakkah engkau tahu bahwa Aku harus berada di rumah Bapa-Ku?” (Lukas 2:48-49)
Jadi Yesus menarik dirinya mendekat ke bait Tuhan, sementara Muhammad kecewa terhadap Ka’abah. Sekarang mari kita lihat apa yang dikatakan oleh seorang pendeta Kristen kepada Muhammad.
NUBUAT SEORANG PENDETA ATAS MUHAMMAD
Paman Muhammad, Abu Talib, kadang-kadang pergi dengan salah seorang pedagang kereta karavan dari Mekah. Ketika Muhammad berusia dua belas tahun, ia ditemani pamannya melakukan perjalanan ke Siria. Ketika kereta mereka tiba di Siria, mereka dilewati oleh sekelompok kecil pendeta yang disebut Bahira. Bahira adalah bagian dari sekte Nestoria yang menyatakan dirinya Kristen tetapi menolak mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Anak Tuhan. Sebagian besar penduduk Arab yang menyatakan dirinya sebagai Kristen, sebenarnya adalah kelompok Nestoria atau Ebionit, yang menolak bahwa Yesus adalah Anak Tuhan.
Sejarah dalam agama Islam menyebutkan bahwa kemudian kereta ini dihentikan oleh para pendeta yang meminta mereka untuk berhenti dan makan bersama mereka. Para pendeta ini tertarik kepada Muhammad dan mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya. Ia mengatakan jawaban-jawaban Muhammad tepat sekali dengan apa yang disampaikan oleh kitabnya tentang nabi yang akan datang. Ia lalu melihat tanda di antara bahunya. Ketika ia melihat tanda itu, ia berkata kepada paman Muhammad, “Lihatlah, anak ini akan menjadi nabi terakhir bagi dunia ini. Ini adalah lambang dari kenabian.” Ia lalu mengingatkan, “Jangan biarkan orang-orang Yahudi mendengar tentang hal ini atau melihat tanda lahir pada bahunya. Jika mereka menemukannya, mereka akan mencoba untuk membunuhnya.”[4]
Apa yang saya sampaikan kepada Anda adalah benar-benar catatan dari sejarah Islam mengenai peristiwa tersebut. Namun demikian, ada masalah dengan sudut pandang sejarahnya. Memang ada beberapa catatan tentang kepercayaan Nestoria dan Ebionit. Tetapi kami tidak punya bukti bahwa mereka sedang mencari nabi yang lain.
KESIMPULAN
Apa yang dapat kita lihat dari masa kanak-kanak Yesus dan Muhammad? Mereka berdua sama-sama dipengaruhi oleh kepercayaan pada masa itu dan menghabiskan waktu di tempat sembahyang agama-agama tersebut. Mereka berdua sama-sama telah dinubuatkan ketika mereka masih kecil. Sementara Yesus menerima kepercayaan orang-orang pada masa itu, Muhammad justru mempertanyakan berhala-berhala yang disembah orang-orang di zamannya. Hal ini membentuk tahapan awal dari kehidupan sosial mereka.
[1] Ibn Hisham, The Life of Muhammad, edisi ketiga, vol. 1, bagian 1 (Beirut, Libanon: Dar-al-Jil, 1998), hal 295. Diceritakan oleh Uthman Ibn Abi El-Aas. Lihat juga Ibn Kathir, The Beginning and the End, vol. 1, bagian 2 (Beirut, Libanon: The Revival of The Arabic Tradition Publishing House, 2001), hal 289. Saya telah menceritakan anekdot tentang ibu Muhammad ini karena telah diketahui oleh sebagian besar umat Islam, “Apakah hal ini benar-benar otentik?” Karena Muhammad sendiri tidak pernah menceritakan kisah ini. Kisah ini muncul tiga belas tahun setelah kematian Muhammad, dan Uthman katakan bahwa ia mendengar cerita ini dari ibunya. Jadi ini memperbesar kemungkinan bahwa Uthman menceritakan kisah ini untuk membantu meyakinkan orang-orang bahwa Muhammad adalah benar-benar seorang nabi. Komentar Uthman tentang bintang-bintang sepertinya telah diinspirasikan dari kisah Yusuf ketika ia bercerita kepada ayahnya bahwa ia melihat matahari, bulan dan bintang-bintang sujud menyembahnya (Surat 12).
[2] Sahih Muslim, (The Correct Books of Muslim), terjemahan dalam Bahasa Inggris oleh Abdul Hamid Siddiqui: Kitab Bhaven, 2000; Chicago, IL:Kazi Publication 1976), buku 1, no. 311. Bahan ini dapat diakses di website Universitas Southtern California website, 2003. Dikisahkan oleh Anas ibn Malik. Hadits lainnya juga mencatat kisah ini dengan versi yang paling populer yaitu dengan menggambarkan adanya dua malaikat di dalam skenario tersebut.
[3] Dr. A. Shalaby, Encyclopedia of Islamic History (Kairo, Mesir: Dar al-Nahadah, 1973)
[4] Ibn Kathir, The Beginning and the End, Vol. 1, bagian 2, hal 297. Lihat juga Ibn Hisham, Vol. 1, bagian 1, hal 321, dan Ibn Ishaq, The Life of Muhammad: A Translation of Ibn Ishaq’s Sirat Rasul Allah, diterjemahkan oleh A. Guillaume, cetakan ke-16 (Karachi, Pakistan: Oxford University Press, 2003) hal 79-81.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus